Ulos adalah kain tenunan tradisional khas Batak.
Dibuat dari bahan kapas yang dipintal menjadi benang, dicelup dan
diwarnai dengan bahan dari tetumbuhan baik akar maupun daun-daunan, lalu ditenun
dengan alat tradisional membentuk lembaran kain. Ulos terdiri dari berbagai
macam corak warna dan motif etnik Batak, tebal namun lembut.
Ulos
bagi masyarakat Batak Tradisional adalah pakaian sehari-hari. Kaum wanita
remaja dan ibu-ibu memakai baju berupa belitan ulos dari dada sampai ke bawah
lutut disebut haen dan yang dipakai
sebagai penutup punggung dan dada disebut hoba-hoba. Ulos
yang berfungsi sebagai selendang disebut sampe-sampe.
Kaum pria dewasa memakai belitan ulos dipinggang sampai ke bawah (singkot), dan untuk menutup tubuh
bagian atas disebut hande-hande. Baik
wanita dan pria dewasa memakai topi
dari ulos yang dilitkan di kepala. Ulos untuk penutup kepala wanita disebut saong, sedangkan sebagai penutup (serban) bulang-bulang, atau ikat kepala pria adalah detar atau tali-tali.
Perempuan yang telah memasuki usia dewasa remaja memakai ulos sehingga disebut juga kaum namarbaju atau yang memakai baju.
Ulos
untuk menggendong anak disebut parompa dan
penutup punggung dan kepala anak disebut hohop-hohop.
Karena ulos sebagai
bagian dari pakaian sehari-hari merupakan kebutuhan pokok, maka para leluhur
memilih ulos sebagai hadiah atau pemberian untuk orang-orang yang mereka
sayangi (ulos holong), dan dalam
acara-acara adat menyampaikan ulos,
menyelubungkan ulos, menutup dengan ulos disebut mangulosi. Istilah Ulos Herbang adalah ulos yang akan disampaikan pada prosesi acara adat, terlebih dahulu dibentangkan (dipaherbang) dengan kedua tangan sambil menyampaikan kata-kata "tuah" dalam bentuk umpasa atau umpama.
No comments:
Post a Comment