Selamat Datang di Blog Pribadi saya ini, Blog ini berisi beberapa Artikel, banyak hal yang Anda alami ketika berkunjung ke Blog ini, terima kasih atas kunjungannya. Welcome to the Personal Blog, this blog contains a variety of articles, thank you for your visit.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Saturday 23 June 2018

Keturunan Silau Raja Lakukan Ritual Doa untuk Pencarian Korban KM Sinar Bangun


Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara
TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR - Berbagai upaya telah dilakukan dalam pencarian korban atas tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6/2018) lalu. Sejak tenggelamnya kapal tersebut, hingga hari ke-5, total korban yang ditemukan baru 22 orang, yakni di antaranya 3 korban meninggal dunia dan 19 orang korban selamat.

Sedangkan dugaan 184 korban lagi dinyatakan hilang masih dalam pencarian.
Hingga saat ini, pencarian korban di hari ke lima belum membuahkan hasil. Penduduk Pulau Samosir, khususnya Keturunan Silau Raja pun turut menggelar doa (ritual) Pangelekan (permohonan) di Perairan Danau Toba dan juga di Tao (Pulau) Malau, Samosir Jumat (22/6/2018).


Menurut silsilah batak Silau Raja adalah anak lelaki bungsu Guru Tatea Bulan dan Si Boru Baso Burning. Empat abang Silau Raja  adalah Raja Uji, Saribu Raja, Limbong Mulana dan Sagala Raja.
Silau Raja memiliki empat anak laki-laki yakni, Malau, Manik, Ambarita dan Gurning.

Guru Tatea Bulan memiliki empat putri, salah seorang adalah Nantinjo yang dikisahkan memilih bunuh diri dengan menceburkan diri ke Danau Toba karena menolak dijodohkan pada lelaki yang tidak dia sukai. Keturunan Tatea Bulan, termasuk dari Silau Raja menyapa Nantinjo sebagai namboru atau bibi.

"Kami marga Malau punya hubungan emosional kepada Namboru kami Nantinjo yang memiliki kekuatan di Danau Toba ini. Dengan kejadian ini, kami prihatin dan tentu berupaya dalam doa. Mudah-mudahan melalui acara doa (ritual) ini, Tuhan yang maha kuasa dan juga Namboru kami memberi kemudahan dalam pencarian korban, serta membantu orang-orang yang melakukan pencarian,"ujar Krimson Malau (Oppu Yandra).



Foto Abdi Tumanggor.
Ritual doa di Danau Toba. Foto: Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara.

Kata Krimson, berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami marga Malau di Danau Toba, apabila mereka naik kapal jika berdoa kepada namboru Nantinjo dengan media sirih, maka cuaca bisa tenang.
Disebutnya, saat ini keluarga korban banyak yang panik, sehingga mereka melakukan ritual itu. Ritual ini spontanitas mereka lakukan, sebagai kepedulian untuk turut memudahkan pencarian korban.
Ritual itu dipimpin Oppu Martupa Malau dari Huta Salaon, Samosir.

Foto Abdi Tumanggor.
Penduduk Samosir, khususnya Keturunan Marga "Silau Raja" menggelar doa/ ritual 'Pangelekan' di Tao Malau dan Perairan Danau Toba, Samosir Jumat (22/6/2018). Ritus tersebut ditujukan agar pencarian korban KM Sinar Bangun oleh berbagai pihak dapat membuahkan hasil. 


Dari dermaga (pelabuhan) Simanindo, mereka berangkat menuju Tao Malau menggunakan kapal.

Mereka yang ada pada ritual itu adalah Marga Malau dan boru Malau sebagaimana turunan dari kelompok marga "Silau Raja" yang menyebut "Nantinjo" namborunya, atau bibi dari leluhurnya.
Oppu Martupa mengenakan olos, tiba di Tao Malau memanjatkan doa-doa dengan cara kepercayaan Batak Purba.

Sirih "napuran" beserta jeruk purut dijadikan media komunikasi terhadap Sang Pencipta, dan khususnya leluhur mereka yang dikenal dengan sebutan "Namboru Nantinjo".
Foto Abdi Tumanggor.
Ritual doa di Danau Toba. Foto: Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara.
Ritual tersebut bertujuan "mangelek" atau berdoa kepada "Namboru Nantinjo" yang diyakini menjaga Danau itu.

Dalam doanya, terlebih dahulu mereka memohon maaf atas keusilan manusia yang mengotori danau.
Setelah itu memanjatkan doa-doa permohonan di Tao Malau.
Rombongan marga Malau pergi ke tengah danau membawa sebuah piring berisi beras, sirih, dan telur ayam kampung.
Usai doa di danau, kemudian mereka kembali ke daratan.
Dalam hajatan ini, fokus pada doa agar tim SAR, relawan, dan semua pihak yang melakukan pencarian korban juga dimudahkan dan diberikan keselamatan.

Foto Abdi Tumanggor.
Ritual doa di Danau Toba. Foto: Tribun-Medan.com/Arjuna Bakkara.

 
 
 
Sebelumnya Doa Bersama
Sebelumnya, dua hari setelah kejadian dan memulai pencarian, keluarga dan tim gabungan menggelar kebaktian di Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Tak hanya itu Polres Samosir juga menggelar doa dan 1000 lilin untuk penumpang KM Sinar Bangun, Rabu (20/6/2018) malam.
Banyak warga internet mengunggah video prosesi kebaktian ke media sosial.

Data hingga Kamis (21/6/2018) sekitar pukul 11.45 WIB, tim gabungan sudah menemukan tiga jenazah.
Selain itu, tim dibantu masyarakat berhasil mengevakuasi 18 penumpang yang selamat.

Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Medan, Budiawan, mengungkapkan suhu air Danau Toba di kedalaman 450 meter mencapai 0 derajat.
Hal ini katanya, sebagai penyebab juga kegagalan Basarnas menemukan mayat korban KM Sinar Bangun.
"Beda pencarian di danau dengan di laut karena pencarian di laut lebih gampang daripada di danau. Kalau di danau tingkat kedinginan air lebih dingin," ujarnya, Kamis (21/6/2018).
Selain penyelam yang tak diperbolehkan menyelam melewati batas 40 meter, penyelam juga kesulitan naik ke permukaan karena banyaknya dan tingginya rumput di Danau Toba.
"Selesai penyelaman para penyelam susah untuk naik ke permukaan air dikarenakan adanya rumput danau dan tingkat dingin air," tambahnya.

8 Intruksi Panglima TNI dan Kapolri
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian turun langsung untuk melihat kondisi terkini di Danau Toba, Kamis (21/6/2018).
Tiba di lokasi, kedua Jenderal bintang empat ini langsung memberikan instruksi kepada jajarannya.

Berikut instruksi kedua jenderal tersebut:

1. Kepolisian akan mencari tahu terlebih dahulu, berapa orang yang hilang karena data belum valid. Untuk mengetahui jumlah penumpang yang masuk ke pelabuhan, maka bisa dilihat dari tag, karena setiap orang diduga dipungut biaya Rp 1.000,- per orang. Dari sini akan dicari tahu berapa jumlah uang yang didapatkan dan sesuai keterangan dari korban selamat. Sehingga bisa diyakinkan jumlah korban berapa, sehingga tidak simpang siur. Karena permasalahannya kapal ini tidak dilengkapi dengan manifest
2. Basarnas akan terus melakukan pencarian, dengan berpedoman pada jumlah korban hilang yang terdata sementara, karena pencarian sudah dilakukan dipermukaan dengan SOP yang dimiliki Basarnas.
3. Akan menyiapkan beberapa unit alat canggih lagi yang akan di perbantukan. Karena untuk menentukan di mana titik kapal berada dari permukaan, hal itu memerlukan alat canggih yang didatangkan dari Jakarta sore hari ini. "Kita akan datangkan Multibeam Side Scan Sonar, yaitu alat yang mampu mendeteksi 500-600 Meter didalam air milik Angkatan Laut," kata Hadi di di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis (21/6/2018).

Foto Abdi Tumanggor.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto|Tribun-Medan.com/Dimaz.

4. Setelah letak kapal bisa ditentukan, akan dilanjutkan dengan melakukan teknik mengambil korban. Entah menggunakan jangkar atau dengan teknik yang lain.
5. Apabila kapal tersebut karam melebihi kedalaman 50 meter, tim Basarna tidak bisa mengandalkan penyelam. "Penyelam hanya mampu menyelam paling jauh kedalaman 50 meter," ujar Panglima Hadi.
6. Menginstruksikan agar menggunakan alat untuk mengambil korban di kedalaman yang tidak terjangkau. Jadi apabila korban yang ada didalam kapal keluar kemudian menyangkut di antara ganggang dan bisa ditemukan lokasinya, maka akan dilakukan pengambilan menggunakan alat.
7. Operasi pengambilan korban hilang tidak batasi sampai jam 18.00 WIB. Apabila kapal posisinya sudah ditemukan, akan kerahkan lighting di tengah danau untuk memberikan penerangan pada tim SAR untuk mengambil korban.
8. Besok pagi, Jumat (22/6/2018) akan mendatangkan satu pesawat dari Basarnas untuk menyisir di setiap sudut pantai di Danau Toba, yang kemungkinan korban tersebut terbawa arus.

Foto Abdi Tumanggor.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. |Tribun-Medan.com/Dimaz.

Sebagaimana diketahui, atas kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (18/6/2018) lalu, telah mengorbankan 200 orang penumpang, di antaranya 18 orang selamat dan 3 orang meninggal.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo langsung melakukan konferensi pers di Istana Presiden Bogor, Rabu (20/6/2018) sore.
Presiden Joko Widodo menegaskan, peristiwa tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba Sumatera Utara, tidak boleh terulang kembali di masa mendatang.
"Saya minta kasus seperti ini tidak terulang lagi," ujar Jokowi .
Presiden Jokowi sudah meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengevaluasi seluruh standard keselamatan angkutan penyeberangan secara umum, termasuk di pelosok Indonesia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta Kemenhub dan Dinas Perhubungan di seluruh provinsi yang ada di Indonesia rutin mengecek kelaikan angkutan penyeberangan.
"Saya juga minta ke Kemenhub dan Dinas Perhubungan di daerah selalu rutin melakukan pengecekan berkala, demi keamanan dan keselamatan penumpang," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi sekaligus meminta pemilik kapal angkutan penyeberangan untuk juga mematuhi peraturan dan memenuhi standard kelaikan serta keamanan penumpang.
"Bagi semua pemilik kapal, patuhi semua peraturan yang ada, utamakan keselamatan dari penumpang dan ikuti petunjuk serta arahan dari BMKG mengenai prakiraan dan potensi adanya cuaca buruk," ujar Jokowi.

Sampaikan Duka Cita pada Keluarga Korban

 
Presiden Jokowi saat konferensi pers terkait tragedi di Danau Toba (capture video).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo turut menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
"Atas nama pribadi dan seluruh masyarakat Indonesia, kita menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut," ujar Jokowi .

Untuk penumpang yang belum ditemukan, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menemukannya.
"Untuk korban yang hilang, saya minta Basarnas, TNI, Polri, BNPB untuk secepatnya dapat menemukan dan menyelamatkan korban," ujar Jokowi.
"Pemerintah akan memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dunia dan menjamin biaya perawatan bagi yang memerlukan perawatan," sambung Jokowi.

Menjadi Pelajaran Penting
Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo turut berduka cita atas insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Ratusan orang jadi korban.
“Saya meminta petugas terus mencari saudara-saudara kita lainnya yang belum ditemukan. Mudah-mudahan mereka ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar Bambang melalui pesan singkat, Rabu (20/6/2018).
Insiden KM Sinar Bangun, menurut dia, harus menjadi pelajaran penting. Terlebih, informasi yang beredar menyebut kapal penyeberangan itu tak dilengkapi manifes.
“Manifes penumpang bukanlah hal yang bisa disepelekan. Keselamatan dalam hal apa pun harus diutamakan,” ujar Bamsoet.
Menurut Bambang, saat ini Danau Toba merupakan kawasan penting, sehingga ia berharap kejadian serupa tak terjadi lagi di kemudian.4hari. (Cr1/cr9/Cr3/tribunmedan.com)


Penulis: Arjuna Bakkara
Editor: Abdi Tumanggor




Sumber berita : http://medan.tribunnews.com

No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages