Selamat Datang di Blog Pribadi saya ini, Blog ini berisi beberapa Artikel, banyak hal yang Anda alami ketika berkunjung ke Blog ini, terima kasih atas kunjungannya. Welcome to the Personal Blog, this blog contains a variety of articles, thank you for your visit.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Monday, 7 May 2018

Heboh...!! Pria ini disebut ingin Menikahi Perempuan semarganya, sesama Parna

 Facebook
 TRIBUN-MEDAN.COM - Netizen terutama dari kalangan suku Batak dihebohkan dengan postingan akun Facebook Noel J Tamba, Minggu (6/5/2018).
Postingannya tersebut mengisahkan sepasang kekasih yang ingin menikah.
Sepasang kekasih itu disebutnya sesama suku Batak.
Si pria bermarga Simbolon sedangkan si wanitanya Boru Tamba.
Dalam suku Batak, sesama marga Parna (sekumpulan marga) dilarang berpacaran apa lagi menikah.

Berikut postingan  Noel J Tamba.
"Dunia milik kita ber dua....yang lain ngontrak. inna roha nion (pikir hatinya ini)......hahaha.

Sappe iboto na br Tamba di imbat si***n...Marga Simbolon ba**on. Holan ho do Parna na songon bi****ng....na emosi do au da.... " Tulis Noel J Tamba.
Sampai itonya pun (saudari perempuan) Boru Tamba dikawininya, Marga Simbolon. Cuma  kau yang Parna yang begitu. Karena emosi aku." (baca).

31944293_1681863721929440_5812366081897005056_n
Pria yang disebutnya bermarga Simbolon. 

Postingannya Noel J Tamba pun sudah dibagikan 3.390 kali netizen. Komentar netizen mayoritas mengutuk keras perbuatan pasangan ini.
Namun ada netizen yang meminta agar postingan ini dihapus dan tidak usah dipublikasikan karena dianggap sebagai memalukan bagi marga Simbolon dan Tamba.

"Hamu akka ibottok ku molo adong sisongonon masalah unang pittor siaran langsung disosmed on,dang maila hamu?sae makkelai sesama hita on tu do ngatta.hera so akka berpendidikan mana hita on lokma akka natua tuatta be pasingotton.nabangga an do hamu pakke siaran langsung disosmed on hubereng." komentar Hetti Napizu Ti.

Noel J Tamba pun menjawab komentar Hetti Napizu Ti, bahwa alasannya memosting kisah ini agar jangan dicontoh yang lainnya.

"Ndang diattusi ho bei......hu baen pe on, asa unang adong be sisongonon. Asa iboto hita Parna do tarombo na." jawab Noel J Tamba.
Pria ini juga disebutkan mengganti marganya dari Simbolon menjadi Siagian untuk mendekati si perempuan boru Tamba tersebut.

"Inilah video sosok marga Simbolon yang mau menikahi br Tamba.... masa marganya dijual dibaen gabe marga Siagian....Takkan bisa PARNA dipecah belah...." tulis Noel J Tamba dalam postingan selanjutnya.
Dalam tradisi adat Batak, marga menganut garis keturunan berdasarkan ayah (patrilineal).

Terdapat banyak kelompok marga-marga, seperti kelompok marga Naimarata (kelompok Pasaribu, Limbong, Sagala, Malau, Manik, Ambarita, Gurning), kemudian kelompok marga Parna, misalnya.
Disadur Tribun-Medan.com dari tulisan Kardoman Tumangger pada blog Kompasiana, terdapat 83 marga keturunan atau Pomparan ni Raja Nai Ambaton.

"Menurut Rapat Kerja Nasional Parna Se-Indonesia, ada 64 Marga Parna. Akan tetapi menurut hasil penelusuran penulis ada 83 Marga Parna dimana tidak semua marga di bawah ini mengakui sebagai bagian dari Parna. Tercatat di Wilayah Samosir, Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Pakpak/Dairi, Alas, Gayo dan Singkil," demikian tulisan Kardoman.

Masih dalam tradisi adat Batak, sesama semarga dalam satu kelompok, termasuk parna, tabu hukumnya menikah satu dengan marga lainnya dalam lingkup Parna. Pernikahan tersebut dinamai jumbar (istilah Toba), atau pernikahan incest atau perkawinan sumbang. Menurut tradisi, perkawinan jumbar dilarang.





31956188_1681878321927980_6926223652060921856_nBerikut komentar netizen menanggapi pernikahan serumpun ini:
Swandi Purba:  Unang alani cinta sappe marga di jual. Maila Hita halak Batak d bereng jolma na lain. Molo pajuppang dohot anak Boru Nang pe bawa,parjolo do marga ni sukkun. Molo marito bah marito ma,mlo pariban barupe ni jonokan. Emang jaman saonari nungga gawat.
Ora Et Labora: Inilah butuh penerangan dari orang tua sejak kecil kalau sesama parna tidak boleh marsibuatan. Dan kita hrs tau parna itu ada brp marga. Seperti pesan mama saya... Klu kenalan tanya marga ala dan tanya itu masuk k marga apa. Klu dia blg parna maka itu ibotomu. Jgn pacarin. Mknya saya justru klu sudah ketemu sesama parna lgs kompak dan anggap ibotoku. Dan puji Tuhan justru iboto ketemu di Rantau lebih kuat kekeluargaannya. Jadi si itoan on mungkin tidak pernah tau arti namariboto mungkin. Pelajaran lah ini buat kita yg muda2 ini.
Bintora Marpaung: Unang pola hita Tekan ibana Amang,Inang.Nga mangakku salah ibana,holan sipasingot nama silehononta tu ibana. Napastina dang soppat dope nasida tarpasu-pasu.. uang ala natertekan gabe sega mentalna..Tuhani pe marpamuati do rohana mida akka namarsalah,molo ias rohanama mangakku salah..
Manusia tidak ada yg sempurna.taringot tu naso mengakku natua-tua ni imana unang pola di bahas. lok ma halaki sekeluarga namambahasi.. Mauliate..

Rusia Nni Sany Angel: Semoga abang ini benar2 sadar skarang dan tidak menjual marganya lagi dan smoga tidak akan ada lagi hal yg sperti ini. Denggan2 ma dipasingot2 abang i. Tuhan memberkati.
Pendi Stangli: Ai pardia do sibbolon on dohot si tabba on asa lao jo au majjuppai bapana dohot inanggna lokma marharugian au alana on dang alani cinta alai alani tuak do on asa boi terjadi on makana jolma te do i.
Pak Jhon Simbolon: Setuju bangat, molo marga Parna tung naso jadi marsiolian songon na nidokni oputta sijolo jolo tubu di diape maringan di bagasan portibion manang ahape agamana Parna tetap Parna. Alai molo marga Siagian boido mangalap boru Parna sotung di lagai hamu..
Hingga berita ini diunggah Tribun-Medan.com, belum ada konfirmasi dari sipengunggah foto dan video, di daerah mana sebenarnya kisah ini dan soal tanggapan raja-raja adat. 
Kenapa rencana perkawinan pasangan kekasih ini bisa viral, dan apa itu Parna?
Pomparan ni si Raja Naiambaton biasa disingkat menjadi PARNA.
Parna adalah marga-marga yang dipercayai sebagai keturunan dari Raja Naiambaton yang karenanya tidak boleh menikah satu dengan yang lainnya.
Hal ini dipertegas dalam tulisan-tulisan pustaha Batak yang berbunyi:
“Pomparan ni si Raja Naiambaton sisada anak sisada boru” dalam bahasa Batak Toba, yang dapat diartikan dengan ”Keturunan Raja Naiambaton adalah sama-sama pemilik putra dan putri."
Dalam arti lebih luas lagi dapat diartikan bahwa ”Putra-putri keturunan marga-marga Naiambaton tidak boleh menikah satu sama lain.”
Jika tetap ada memaksakan pernikahan, dalam hal ini, maka dia dihukum secara tatanan adat dan sosial.
Pasangan yang menikah semarga Parna ini tidak bisa dinikahkan secara adat dan agama nasrani. 
Yang menyedihkannya lagi, keturunan mereka yang memaksakan pernikahan ini yang menanggung akibatnya, baik soal tatanan hidup di masyarakat di kemudian hari. Karena sesama suku Batak, di awal perkenalan pasti ditanya dan diperkenalkan terlebih dahulu marganya. Selanjutnya ditanya boru dari Ibu kandung yang melahirkannya. 
Bahkan, percaya atau tidak percaya, pernikahan sesama marga Parna ini disebutkan pula akan menghasilkan keturunan yang mengidap kelainan (tidak normal). 
Dari berbagai sumber menyatakan, bahwa Raja Naiambaton merupakan keturunan keenam dari Raja Batak, seperti berikut: Raja Batak memperanakkan Guru Tateabulan, memperanakkan Raja Isumbaon, memperanakkan Tuan Sorimangaraja, memperanakkan Raja Asiasi, memperanakkan Sangkaisomalindang, dan memperanakkan Raja Naiambaton.
Sejarah Parna yang diambil dari situs Pomparan Tamba Tua.
Melansir dari wikipedia, sejarah keturunan Raja Nai Ambaton/Tuan Sorba Dijulu adalah anak sulung dari Tuan Sorimangaraja.
Tuan Sorba Dijulu dikatakan memiliki 4 orang anak namun ada juga yang mengatakan 5 orang anak, namun Tuan Sorba Dijulu hanya memiliki satu orang boru (Putri) yang menikah dengan Raja Silahisabungan dan melahirkan anaknya yang diberi nama Silalahi Raja.

Berikut 6 nama-nama keturunan dari Raja (Tuan) Sorba Dijulu/Nai Ambaton:
1. Simbolon Tua.
2. Tamba Tua.
3. Saragi Tua.
4. Munthe Tua.
5. Nahampun Tua.
6. Pinta Haomasan (putri).

Berikut keturuan dari kelima putra dari Raja (Tuan) Sorba Dijulu/Nai Ambaton:

1. Keturunan SIMBOLON TUA: 
1. Simbolon Tuan Nahoda Raja
2. Tinambunan
3. Tumanggor
4. Maharaja
5. Turuten
6. Pinayungan
7. Nahampun
8. Simbolon Altong Nabegu
9. Simbolon Pande Sahata
10. Simbolon Juara Bulan
11. Simbolon Suhut Ni Huta
12. Simbolon Rimbang
13. Simbolon Hapotan

2. Keturunan TAMBA TUA:
1. Tamba
2. Siallagan
3. Turnip
4. Sidabutar
5. Gusar (keturunan Sijabat - Padan Sitanggang)
6. Sijabat
7. Saragi Dajawak (Sijabat di Simalungun)
8. Ginting Jawak (Sijabat di Karo)
9. Siadari
10. Sidabalok
11. Rumahorbo
12. Napitu
13. Sitio
14. Sidauruk

3. Keturunan SARAGI TUA: 
1. Simalango
2. Saing
3. Simarmata
4. Nadeak
5. Sumbayak
6. Sidabukke (sudah keluar dari parna)

4. Keturunan MUNTHE TUA:
1. Sitanggang bau
2. Sitanggang lipan
3. Sitanggang upar
4. Sitanggang silo
5. Manihuruk
6. Sigalingging
7. Garingging
8. Tendang
9. Banuarea
10. Boang Manalu
11. Bancin
12. Bringin
13. Gajah
14. Brasa
15. Manik Kecupak
16. Saraan
17. Kombih
18. Berampu
19. Munthe
20. Haro
21. Siambaton
22. Saragi Damunte
23. Dalimunthe
24. Ginting Baho,
25. Ginting Beras,
26. Ginting Capa,
27. Ginting Guru Putih,
28. Ginting Jadibata,
29. Ginting Manik,
30. Ginting Munthe,
31. Ginting Pase,
32. Ginting Sinisuka,
33. Ginting Sugihen,
34. Ginting Tumangger
*** Namun ini masih membutuhkan penyempurnaan yang lebih lagi. Sumber : berdasarkan hasil analisa, diskusi dan penelitian peneliti. (wikipedia).

Suku Batak sangat memegang teguh silsilah keluarga

Jadi, menikah dengan sesama marga sangat dilarang. Makanya kalau pria dan wanitanya bermarga sama dalam adat Batak mereka disebut mariboto (saudari), dan tidak boleh saling menikah.

Misalnya pria dan wanita sama-sama bermarga Silalahi, dalam adat Batak mereka dianggap bersaudara kandung dan enggak boleh menikah. Apakah dibolehkan menikahi saudari kandungnya sendiri? Tentu tidak.

Begitu jugalah dengan sesama marga Parna, tidak boleh menikah.
Banggaimana jika ada yang berani mencoba, toh enggak ada yang tahu?
Jangan terpikir untuk mencobanya, karena sanksi adatnya sangat tinggi. Kecuali siap untuk dikeluarkan dari komunitas adat, dan dianggap tidak tahu adat.

Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang wajib bagi pria dan wanita Batak, ketika berkenalan untuk menyebutkan marganya masing-masing.
Jangan karena sudah saling suka hingga merancangkan pernikahan, eh tau-taunya dilarang menikah karena dianggap masih adik-kakak karena masih satu marga.

Hal ini sering terjadi  pada mereka yang bermukim di perkotaan atau luar negeri karena tidak memahami adat istiadat Batak.
Jadi, sebelum mengenal jauh calon pacar sesama suku Batak, alangkah baiknya tanya dulu marganya.


Artikel dari : http://medan.tribunnews.com

No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages