SK CPNS Palsu/Foto: Baban Gandapurnama
Bandung - Sejumlah orang dengan wajah kecewa menyambangi Mapolrestabes Bandung. Mereka mengaku menjadi korban penipuan modus perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Ada enam orang terdiri tiga perempuan dan tiga lelaki yang mengadukan kasus tersebut. Kedatangan mereka yang berseragam PNS ini diterima petugas di kantor Satreskrim Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kamis sore (12/1/2017).
Awalnya, siang tadi pukul 13.00 WIB, enam orang itu bersama sekitar 200 orang berseragam PNS lainnya berkumpul di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Mereka datang dengan maksud mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) bagi calon PNS Pemprov Jabar. Namun ternyata undangan diklat tersebut bualan belaka.
"Beberapa hari lalu, saya disuruh oleh pria inisial I agar datang ke Gedung Sate hari ini. Katanya untuk ikut diklat. Tapi setelah di Gedung Sate, enggak ada kegiatan tersebut. Ya saya kaget," kata Dani Sukmana (24) di Mapolrestabes Bandung.
Pihak BKD Jabar, sambung Dani, tidak menjadwalkan atau mengundang CPNS hadir di Gedung Sate. Mereka semua lalu memperlihatkan beberapa dokumen yang salah satunya berupa surat pengangkatan PNS berkop Sekretariat Daerah Pemprov Jabar.
"BKD menjelaskan kalau surat tersebut palsu," ujar Dani yang kaget bukan kepalang setelah mendengar penjelasan dari BKD Jabar.
Bukan hanya Dani, Iwan (28) turut menjadi korban. Dia dihubungi oleh pria inisial I yang merupakan orang sama yang menyuruh Dani datang ke Gedung Sate.
"Jadi tadi itu sekitar 200 orang dari berbagai daerah di Jabar. Masing-masing ada koordinator, kalau saya dan Dani ini koordinatornya I. Dia (I) tadi enggak ada. Setahu saya I ini anggota salah satu ormas," ucap Iwan.
Dani dan Iwan mengaku sudah menyetorkan duit kepada I. Dani merogoh kocek Rp 100 juta, sedangkan Iwan Rp 150 juta. Masing-masing membayar kontan kepada I pada 2015 lalu di kediaman I yang berlokasi di kawasan Leuwigajah, Cimahi.
Keduanya berprofesi guru honorer ini termakan rayuan I yang mengklaim sanggup mengurus cepat pengangkatan PNS. Dani dan Iwan berpikir pendek karena ingin buru-buru statusnya meningkat jadi PNS tanpa proses rekrutmen resmi.
"Jadi istilahnya lewat jalur belakang," kata Iwan.
Hingga kini keduanya belum dapat menemui I. Iwan dan Dani serta empat korban lainnya mengaku sempat didengar keterangannya oleh pihak Satreskrim Polrestabes Bandung. Mereka semua menyerahkan uang kepada setiap koordinatornya berlangsung di luar Kota Bandung atau kejadiannya bukan masuk wilayah hukum Polrestabes Bandung.
"Polisi lagi mencari korban yang menyerahkan uang kepada koordinator di Kota Bandung," ucap Dani.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Yoris Marzuki mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Cimahi berkaitan kasus dugaan penipuan CPNS.
"Itu TKP banyaknya di wilayah Cimahi. Kita sudah koordinasi dengan Kasatreskrim Polres Cimahi. Untuk korban yang TKP-nya di Kota Bandung akan kita tindak lanjuti," kata Yoris via pesan singkat.
(bbn/ern)
Artikel Asli : news.detik.com
No comments:
Post a Comment