Selamat Datang di Blog Pribadi saya ini, Blog ini berisi beberapa Artikel, banyak hal yang Anda alami ketika berkunjung ke Blog ini, terima kasih atas kunjungannya. Welcome to the Personal Blog, this blog contains a variety of articles, thank you for your visit.

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, 19 January 2017

Pagi Kuliah, Sore SPG, Malam Jadi Lonte

Pagi Kuliah, Sore SPG, Malam Jadi LonteFoto : istimewa lassernewstoday.com


Pengakuan SPG Simpanan Pengusaha-pengusaha Bandot

Hari sudah mulai gelap dan dalam hitungan detik saja sudah memasuki pukul 18.00 WIB pada Sabtu (6/8) kemarin, namun N (nama samaran) seorang Sales Promotion Girl (SPG) yang wajahnya sangat familiar ini masih terlihat sibuk mencari calon pembeli rokok yang ia tawarkan satu paket dengan pemantik apinya. Sepertinya hari itu dia belum mencapai target penjualan, terlihat dari raut wajahnya yang tampak sedikit lesu seperti tak bergairah.

Sambil berjalan lenggak-lenggok layaknya seorang supermodel yang sedang berada diatas catewalk. Potongan rok lima belas sentimeter diatas lutut yang dikenakan membuat jantung para lelaki yang melihatnya langsung bergetar. Ibarat lagu dangdut koplonya Hesty, semua pria yang melihatnya mendekat langsung ‘klepek-klepek’, apalagi saat itu dirinya menghampiri dengan mengenakan pakaian ketat.

“Bang, udah pernah coba rokok ini? Ini produk baru lho dari ****(sensor), ambil sebungkus ya bang, kalau sama mancis harganya Rp 18 ribu,” katanya sambil menyodorkan sebungkus rokok jenis mild dan sebuah pemantik api.

Seraya menyedot dan menyemburkan kepulan asap rokok, awak media ini mencoba menolak tawaran itu dengan halus namun seperti layaknya SPG lain, meskipun ditolak tetap saja sambil senyum-senyum genit dan bersuara agak halus, N tak mau beranjak dari hadapan calon pembelinya dan tetap berharap agar rokok yang ditawarkannya dibeli.

“Ambil napa bang, Rp 18 ribu ajanya,” rayunya dengan nada super centil ketika merayu kru anaksiantar.net di sebuah warung kopi di kawasan Jalan Cipto, Kota Pematangsiantar.

Sambil mengeluarkan uang dari kantong untuk membayar produk yang ditawarkan, N mengambil selembar formulir dan mulai bertanya soal identitas, katanya sebagai laporannya ke atasan nanti.

Bersamaan dengan itu, kru memberi selembar uang pecahan Rp 20 ribu, kru juga curi-curi kesempatan menanyakan nomor seluler dan tempat tinggalnya. Dayung bersambut, N memberikan nomor ponselnya sambil berbisik “Jangan kasih tau orang ya bang”.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB dan N langsung beranjak dari tempat itu. Tempo setengah jam kemudian, kru mencoba mengirimkan pesan singkat SMS kepada N. Dalam percakapan melalui teks yang saling berbalas itu, N mengaku tak pernah pulang kerumah, selama ini dirinya selalu tidur di salah satu kos-kosan yang ada di Kota Pematangsiantar. Kosan ini ia sewa sebesar Rp 750 ribu per bulan. Dia mengaku lebih senang di kos dengan biaya sewa yang lumayan mahal itu karena dilengkapi fasilitas seperti televisi, kamar mandi, dan Air Conditioning (AC).

Lewat lobi-lobi yang lumayan alot, kru anaksiantar.net akhirnya pada Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIB diberi kesempatan untuk berkunjung di kos tempat dia bernaung selama ini. Setibanya di kosan yang berukuran 5 x 6 meter itu, kru disambut senyuman yang seketika membuat iman yang selama ini dipegang teguh menjadi rontok. Lutut sempat gemetaran tatkala tangan N menjulur mengajak bersalaman. Ditempat itu, N mengajak kru untuk mengikuti aktifitasnya di hari selanjutnya.

Ditengah asiknya mengobrol, tiba-tiba N menyodorkan sebotol minuman mengandung alkohol dan dua gelas kaca berukuran imut. Bersamaan, N langsung mengajak kru curhat. Tampaknya N memang bukan orang yang suka malu-malu dihadapan orang. Selain cantik, mulutnya yang agak ’ember’ juga blak-blakan memberitakukan kepada kru tentang siapa N yang sebenarnya.

Dari curhatannya itu, N mengaku mengenal minuman keras sejak pertama kali duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu itu dia diajak teman-teman sekolahnya yang sebagian besar berjenis kelamin laki-laki untuk melakukan hal yang tak patut ditiru itu. Memasuki kelas 3 SMA, minuman keras dan pergaulan bebas baginya sudah menjadi pemandangan yang biasa. Apalagi saat merayakan perpisahan sekolah, N dan teman-temannya memutuskan untuk mengadakan kemah di salah satu tempat wisata ternama di daerah Kaban Jahe, Sumatera Utara. Disitulah jiwa liarnya mulai lahir.

“Mau cewek atau cowok ya sama aja, semua sudah pada minum (minuman keras) dan merokok. Pas perpisahan sekolah gilanya nambah, udah pada mesum di kemah. Tapi waktu itu satupun diantara kami belum ada yang berani mengkonsumsi narkoba,” ujarnya.

Awal keinginan untuk menjadi seorang pemuas nafsu syahwat tumbuh saat N tergiur dengan salah satu temannya yang dengan mudahnya mendapatkan uang. Hampir tiap dua bulan sekali temannya itu mengganti smartphone, bahkan diusia belia temannya sudah memiliki sepeda motor jenis matic yang harganya berkisar Rp 16 jutaan. Sejak saat itulah N mulai menerjunkan diri menjadi pelacur dan simpanan seorang pengusaha bandot.

N pernah sempat merasa menyesal saat pertama kali ditiduri seorang pengusaha bandot. Padahal menurutnya jika dirinya masih perawan, dia bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi dengan menjual keperawanannya itu. Namun apalacur, menurutnya nasi sudah menjadi bubur. Wanita berambut panjang itu pun tak mau mengingat lagi kapan keperawanannya hilang. Namun katanya, keperawanannya saat itu hilang bukan karena dibayar melainkan dirusak oleh mantan kekasihnya sendiri yang saat ini tak diketahui dimana tinggalnya. Bukan hanya N yang berprofesi sebagai SPG menjadi simpanan bandot, ada puluhan teman seprofesinya juga sebagai pemuas nafsu.

“Kalau pagi aku kuliah, nanti pulangnya siang terus berangkat ke kantor promoter buat jadi SPG, kalau bandotku lagi keluar kota aku menunggu panggilan germo untuk melayani lelaki pemburu syahwat,” akunya.

Dari hasil jual dirinya, N mengatakan bahwa uang yang didapat tak pernah bisa terkumpul alias habis begitu saja. Uang yang diniatkannya untuk ditabung langsung habis buat bayar tagihan pulsa, biaya kos dan membayar utang kepada temannya. Hanya bersisa sedikit saja untuk bertahan hidup dan kuliahnya.
“Habis-habis gitu aja, gak ada terkumpul. Ya cukup-cukup buat kos, makan sama kuliah lah bang,” katanya.

Ketika disinggung soal cara menalangi dana lain apabila uang yang didapat masih kurang, N mengaku menerima tiap laki-laki untuk membookingnya dengan tarif Rp 500 ribu short-time.

“Kalau tambahan sih ada aja bang, kadang ada yang ngajakin short-time 500,” lanjutnya.

“Abang mau?” tantang wanita berdada montok ini.

 hahahaha...

Artikel Asli : lassernewstoday

No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages