Puteri
Sumatera Utara (Sumut) kembali jatuh ke tangan Boru Batak. Dia adalah
Putri Mentari Sitanggang yang memenangi kontes ratu kecantikan tingkat
provinsi itu pada 2016 silam.
Tari, sapaan perempuan 21 tahun itu, kini
tengah mempersiapkan diri untuk berkompetisi di ajang bergengsi
pemilihan Puteri Indonesia 2017 yang akan dihelat di Jakarta tidak lama
lagi.
"Tadi baru pulang nge-gym, makanya agak sedikit lama,” ujar Tari mengawali pembicaraan dengan batakgaul.com via telepon, Selasa (11/1) malam.
Perempuan kelahiran Bangkinang, Riau ini
mengaku masih dalam proses persiapan ajang Puteri Indonesia 2017. Di
tengah-tengah kesibukan itu, dia juga masih menjalani perkuliahan di
Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia, Medan.
Meskipun lahir di Riau, Tari mengaku
tumbuh di tengah-tengah keluarga yang memegang nilai adat dan budaya
Batak yang masih kental.
Bahkan dia mengaku bangga sebagai boru
Batak dan kerap menerima pembelajaran tentang adat-istiadat dari
almarhum sang ayah yang lahir di Desa Tiga Urat, Lumban Ganda, Samosir.
"Menjadi Batak itu bangga. Karena Batak
itu unik. Banyak nilai-nilai yang sangat berharga di siana. Untuk warna
saja ada filosofinya seperti warna putih, hitam dan merah," ujarnya.
Budaya Batak
Tari mengaku banyak belajar budaya Batak dari keluarganya. Lagu-lagu Bahasa Batak juga kerap didengarkannya.
Tidak cukup di situ, untuk menambah wawasan, dia kerap juga membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan budaya Batak.
"Ada memang pandangan beberapa orang kalau Batak itu keras atau kasar, tapi sebenarnya hatinya tulus dan baik," terangnya.
Tari memang benar-benar bangga menjadi
Boru Batak. Lagu bagaimana pendapat Tari tentang anak-anak muda yang
justru malu menjadi orang Batak?
Tari tidak mau berkomentar negatif
tentang anak-anak muda Batak yang malu mengakui kebatakannya, misalnya
dengan menghilangkan marga di belakang namanya.
Bagi Tari, hal itu biasa karena pengaruh dari budaya Barat yang dianggap mereka lebih keren.
"Walaupun saya katakan biasa, tapi itu
sebenarnya kurang memahami budaya Batak. Dalihan Na Tolu saya paham,
maknanya sangat bagus. Oleh karena itu, bagi pemuda Batak yang malu
tadi, cepat-cepatlah merubah mind set itu dan banggalah. Karena dalam
Batak itu, di mana-mana kekeluargaan kuat," tambahnya.
Tari menyadari, bagi sebagian anak muda,
prosesi adat Batak terkadang menjemukan karena memakan waktu lama.
Namun, baginya itu hanya butuh pembelajaran tentang rangkaian presesi
adat tersebut.
"Kalau sudah benar-benar paham, pasti akan dinikmati dan tidak bosan,” ujarnya.
Apakah Tari sudah punya kekasih?
Kepada batakgaul.com, Tari
mengaku sudah mempunyai seorang kekasih bermarga Aritonang. Lelaki yang
memikat hatinya itu adalah teman satu kampusnya di Fakultas Kedokteran.
Meskipun sudah memiliki kekasih, Tari tidak mau
terburu-buru untuk menikah, karena harus fokus terlebih dulu untuk
menyelesaikan kuliah dan juga meniti karier.
"Meskipun masih jauh lagi, rencana tetap harus ada. Tapi nantilah ketika usia sekitar 25 tahun,” ujar dia.
Bagi Tari, pernikahannya haruslah memakai adat Batak.
Namun demikian, dia tidak sependapat bahwa orang Batak harus menikah
dengan sesama Batak.
"Kalau sesama Batak memang bagus, tapi
tidak harus. Karena kalau kita sama dengan yang berbeda budaya, di situ
kita bisa memperkenalkan budaya kita sama mereka. Tapi yang pasti harus
seiman dong," jelasnya.
Menjadi seorang profesional, Tari sadar
kadang harus dihadapkan pada jenis pakaian yang terbuka dan dianggap
kadang kurang sopan bagi masyarakat umum, terlebih orang Batak.
Bagaimana jika Tari diharuskan memakai bikini?
Tari mengakui, bergelut di dunia model
dan fesyen memang ada tantangan seperti itu. Apalagi jika karier sudah
berada di level internasional.
Bagi Tari, semua itu harus diikutinya
dengan profesional dan totalitas karena itu juga membawa nama Indonesia
di kancah internasional.
"Ini kan sudah keputusan, jadi kalau disuruh mengenakan
pakaian yang bikini, kita harus tetap profesional dan totalitas,”
ujarnya.
"Kan membawa nama negara atau provinsi
kita juga. Jadi selain tujuannya bagus dan tetap untuk hal yang positif,
mengapa tidak,” katanya lugas.
Danau Toba
Menjadi Putri Sumut 2016 membuat Tari
juga concern dengan salah satu destinasi andalan provinsi tersebut,
yakni Danau Toba. Apalagi, pemerintahan Jokowi memang sedang
gencar-gencarnya membangun danau vulkanis terbesar di dunia ini
sebagai ‘Bali' baru.
Menurut Tari, langkah yang dilakukan
pemerintah tersebut sudah bagus dan seharusnya didukung masyarakat
Batak, yang memang hidup di sekitar danau.
Sebab, kata Tari, kemajuan Danau Toba juga berdampak terhadap kemakmuran warga sekitarnya.
"Semua kehidupan masyarakat sekitar dari
Danau Toba, jadi harus saling menjaga. Tidak membuang sampah sembarangan
dan lainnya kareka semua aktivitas berada di sana,” ujarnya.
Biodata
Nama: Puteri Mentari Sitanggang
Tempat Tanggal Lahir: Bangkinang, Provinsi Riau 17 Februari 1995
Nama Ayah dan Ibu: Nelson Sitanggang dan Rita Zahara boru Lumbanbatu
Pendidikan Formal:
- SD Kristen Immanuel Batam
- SMP Kristen Immanuel Batam Tahun 2007
SMP Panca Setya I Sintang, Kalimantan. Barat Tahun 2008
SMP Xaverius 2 Jambi 2009
- SMA Xaverius 2 Jambi
- Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia
Prestasi:
- Juara 2 Ambassador Suzuki Jambi
- Ratu IM3 Jambi 2012
- Academiers Teraktif (Indosat National. Ambassador 2012)
- Miss Universitas Prima Indonesia 2014
- Oriflame face of the year Indonesia 2015
- Puteri Indonesia Sumut 2016
Artikel : batakgaul.com
No comments:
Post a Comment