Apa itu sukses? Jabatan tinggi, uang banyak, rumah megah, mobil mewah,
berjejernya kartu-kartu di dompet, dihormati banyak orang? Begitu ya?
Banyak yang mendefinisikan sukses dengan pencapaian-pencapaian yang
telah disebutkan sebelumnya. Apa semua itu salah? Tidak juga. Tapi
pemahaman sukses yang seperti itulah yang membuat kita merasa sulit
untuk mencapai kesuksesan itu sendiri. Kalau kita tidak bisa memenuhi
syarat untuk menjadi orang sukses yang seperti itu, maka sulitlah kita
untuk menjadi bahagia. Yang ada hanya mengeluh karena keadaan yang tidak
berubah menjadi lebih baik.
Mengapa jika kita sukses lantas kita tidak juga bahagia? Padahal
kebahagiaan tidak setara dengan kesuksesan. Kebahagiaan tidak
mensyaratkan kesuksesan. Dave Gardner berkata, “Success is getting what you want. Happiness is wanting what you get.” Sukses adalah mendapatkan yang kita inginkan. Sedangkan, bahagia adalah menginginkan apa yang kita dapatkan.
Tepat apa yang dikatakan oleh Gardner di atas. Sukses itu berarti
mencapai apa-apa yang kita targetkan. Ketika kita berhasil mencapainya,
kita dikatakan sukses. Sedangkan, kebahagiaan itu menginginkan apa saja
yang kita dapatkan. Artinya, kita menikmati hal-hal yang kita miliki.
Betapapun kecil dan sederhana, kita mampu menikmatinya. Inilah yang akan
menimbulkan kebahagiaan.
Kalau saja kebahagiaan hanya didapatkan dari syarat-syarat sukses
definisi banyak orang tersebut, maka akan terlihat bertebaran
orang-orang yang tidak bahagia di muka bumi ini. Coba perhatikan, banyak
orang-orang kecil dengan berpenghasilan minim bisa asik bercengkrama
dengan keluarga dan bisa tidur dengan sangat nyenyak. Malah ada sebagian
orang yang kita anggap sukses dengan definisi tersebut tidur gelisah
dan banyak permasalahan. Senyum saja mahal untuk dia.
Kebahagiaan milik semua orang. Tidak ada syarat seseorang untuk
menjadi bahagia. Pun, jika dia tidak punya apapun, dia punya pilihan
untuk bahagia. Tergantung masing-masing individu memandang hidupnya dan
anugerah yang tercurah dari Allah SWT. Kuncinya adalah syukur. Syukur
juga mengajarkan agar nikmat-nikmat yang diberikah Allah kepada kita
digunakan untuk ketaatan kepada-Nya. Inilah kebahagiaan hakiki. Karena,
kebahagiaan hakiki terletak pada ketaatan kepada Allah dan tidak
melakukan kedurhakaan kepada-Nya.
No comments:
Post a Comment