Kebersamaan dengan Ibunda Tercinta

Lahan Kebun Kelapa Sawit dengan Luas 10.000 m2 (1 Hektare)

KAMIS, 10 NOVEMBER 2011 (10-11-2011)
 Hari ke-5 dari 7 Hari Penjelajahan di Sumatera Utara.

Pagi ini aku bangun rada siang dari sebelumnya, pkl 08.00 wib, setelah serapan pagi, aku dan mama berkemas-kemas membawa peralatan tempur untuk melihat lahan ladang yang baru dibeli yaitu : 10 Rante, karena adanya penyerobotan lahan oleh tetangga maka aku perlu melihat dan membicarakan itu langsung dengan sipemilik barunya,

Jarak dari rumah 1 km menuju lahan perladangan itu membuat kaki sedikit pegal dan cape, dengan melintasi jalan setapak menuju takkahan pangulu raja (dulu seingatku) tempat ini masih rame oleh aktivitas pertanian , Akhirnya sampai juga di tempat ladang yang kami tuju, dengan memanggil pekerja yaitu H. Elias yaitu Le kami mengukur tanah lahan tersebut ternyata sudah tidak sesuai lagi luasnya yang tadinya 80x100 sekarang menjadi 40x80 alias 5 rante setengah dari tanah tersebut telah diambil oleh H. Elias…Aku hibur Mamaku untuk tidak memikirkan terlalu berlarut-larut semua permasalahan ini, suatu saat nanti akan diurus dan dituntaskan.

Menjelang Jam 11.00 wib kami kembali ke rumah dan melanjutkan perjalanan yaitu melihat tanah perkebunan yang disengketakan yaitu 10.000 m2, inilah foto ladang tersebut sudah ditanami kelapa sawit, dengan harapan sawitnya bisa membuahkan hasil yang baik untuk masa depan anak2ku nantinya. Setelah kami berkeliling lahan perkebunan itu, kami kembali kerumah untuk mempersiapkan pertemuan antara tetua adat dan kepala lorong (ketua RT). Pkl 20.00 wib pertemuanpun diadakan, yang hadir saat itu adalah : Aku, Mama, A. Boy Sagala (laeku), Istrinya A. Boy br Hotang, A. Tuppak Pandiangan, Pdt. L. Sihombing, Kepala Lorong (Ketua RT), A. Ridu Sinaga (panggobang), Nai Ridu br Pandiangan, dari pembicaraan tersebut disimpulkan bahwa Panggobang bersikeras untuk melarang pihak kami untuk mengusai tanah tersebut dengan alasannya bahwa dulu itu hak milik marga simbolon, dengan berkata bahwa surat dasar (surat pembukaan lahan) ada pada mereka, dengan tidak gentarnya Aku dan Mama, bersikeras bahwa tanah tersebut resmi kami beli dengan kekuatan surat tanah yang sudah ditanda tangani para saksi-saksi, ketua RT setempat, dan diketahui  juga oleh Kepala Desa Teluk Binjai dengan diukur oleh ketua RT yang dahulu bapah Syamsiah Situmorang. Tidak adanya kesepakatan maka akhirnya kamipun kembali ketempat masing-masing dengan membawa kekecewaan dan tidak membuahkan hasil.

Tampak dari sisi lain Lahan Kebun Kelapa Sawit seluas 10.000 m2 ( 1 Hektare )

Aku membujuk Mama agar tidak terprofokasi akan kata-kata Panggobang tersebut dan tetap tenang menghadapi masalah ini, karena kekuatan kita ada yaitu punya dokumen resmi pemilikan hak atas tanah yang telah dibeli dengan hasil jerih payah selama ini. Pkl 23.00, malam itu perasaan Mama tidak menentu, dia sedih akan kejadian hari ini apalagi malam ini, aku juga merasa gagal dalam misi panjangku ini, akan tetapi aku tetap berharap suatu hari nanti pasti ada jalan yang terbaik untuk memecahkan semua permasalahan ini, mungkin Tuhan sedang menguji sejauh mana kami siap menghadapi setiap permasalahan yang ada dengan tetap mengandalkan Tuhan diatas segalanya. Tuhan berkati kami malam ini, kami mau beristirahat…Selamat Malam semuanya, semoga besok adalah hari yang baik untuk melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Bandung, walau membawa kegagalan dan kesedihan yang mendalam tapi tetap berharap dalam perjalanan pulang tetap sukses.

Bersambung kehari ke- 6.....